Kota Ghaib Yang Viral Di Sosial Media

Kota Ghaib Yang Viral Di Sosial Media

Kota Ghaib Yang Viral Di Sosial Media – Perdebatan tentang di mana Kota Saranjana tidak pertama kali terjadi. Sejak 2019, warganet Indonesia mencari tahu benarkah Kota Saranjana judi slot online itu nyata. Ketika pertengahan 2022, pengguna media sosial lagi-lagi meramaikan TikTok dengan hastag #saranjana. Bahkan, beberapa netizen Indonesia tidak ingin ketinggalan mengunggah konten video untuk meneliti suatu daerah yang dipercaya berada di Kalimantan itu.

Seperti halnya yang di post oleh akun bernama @reeyanar. Dirinya menunjukkan video viral yang membuktikan ceritanya menemukan tampilan Kota Saranjana dalam teknologi AI, “Gue iseng tanya AI, gimana bentuk kota Saranjana!”, ketika teks berjalan pada video yang diunggah pada 31 Oktober 2022 tersebut.

Video singkat berdurasi 22 detik tersebut menunjukkan visualisasi kota yang dipenuhi bangunan menjulang tinggi. Dengan peradaban teknologi yang begitu canggih seperti kota di masa depan. Lalu, di mana Saranjana?

Benarkah Saranjana Ada?

Suatu jurnal ilmiah sejarah dengan judul Saranjana in Historical Record: The City’s Invisibility in Pulau Laut, peneliti sangat yakin bahwa keberadaan Saranjana adalah hal yang benar.  Hal  tersebut didasarkan atas perilisan peta kawasan pesisir dan pedalaman Kalimantan oleh Salomon Muller pada 1845.

Muller, merupakan naturalis asal Jerman mendenahkan daerah dengan nama Tandjong Serandjana di tulisan berjudul Peta Pesisir serta Pedalaman Banjermasing Punya Reize Selatan di Kalimantan.  Tandjong Serandjana dikatakan berada di sisi selatan Pulau Laut, yaitu tepatnya di Pulau Kerumputan pinggir Pulau Kijang.

Dirinya tercatat sebagai ahli riset yang mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden. Dan melaksanakan petualangan dunia untuk mengamati jenis flora dan fauna termasuk di Indonesia. Namun, belum ada sumber pasti apakah Salomon Muller sempat menghadiri Tandjong Serandjana atau Saranjana.

Seorang profesor etnologi dan geografi dari Belanda, Pieter Johannes Veth juga menyebutkan Serandjana pada Kamus Geografis Statistik serta Hindia Belanda terbitan 1869. Ia mencantumkan “Sarandjana, terletak di bagian timur tanjung laut Pulau Selatan dan ujung tenggara Kalimantan”.

Di Mana Kota Saranjana?

Menurut kajian Mansyur dari Universitas Lambung Mangkurat, berbagai macam versi pendapat mengenai tempat kota Saranjana. Beberapa masyarakat yakin jika Saranjana dapat jumpai di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Ada pula yang mengatakan jika kota mistis itu berada Teluk Tamiang, Pulau Laut. Tidak sedikit juga yang meyakini bahwa masuk wilayah pedesaan Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut, Kalimantan Selatan.

Fakta Kota Saranjana

Kata ‘Saranjana’ muncul dari bahasa India, artinya tanah yang diberikan. Namun dalam bahasa Belanda, pengertian Saranjana memiliki sebutan lain, di antaranya ialah Sarangjana serta Serandjana. Kajian menurut Universitas Lambung Mangkurat menerangkan bahwa Saranjana serta Sarangtiung di Perancis hingga serupa atas dasar asal-usul penyebutan (toponimi). Namun persamaan itu butuh langkah lebih lanjut.

Penyebaran Normasunah pada karya berjudul Mitos Legenda Kerajaan Pulau Halimun di Kabupaten Kotabaru, menunjukkan penjelasan berbeda. Terdapat keyakinan warga lokal, Saranjana berkaitan bersama mitos Kerajaan Pulau Berkabut. Diperagakan oleh Raja Pakurindang, Sambu Ranjana, dan Sambu Batung.

Disebutkan jika Raja Pakurindang berkata ke Sambu Batung untuk tinggal di utara Pulau Berkabut. Tetapi Sambu Ranjana diminta untuk tinggal di sisi selatan sambil meneruskan pertapaan. Seiring berjalannya masa, pelafalan Ranjana menjadi Saranjana. Juga diklaim bahwa Kerajaan Pulau Berkabut berubah menjadi Gunung Saranjana.

Terdapat beberapa kepercayaan mengenai keberadaan kota Saranjana. Salah satunya yang mengartikan bahwa Saranjana termasuk daerah suku Dayak Samihim yang percaya sistem kehidupan semi berpindah (nomaden) di Pulau Laut. Suku Dayak Samihim adalah sub suku Dayak yang memperoleh pengaruh Hindu kuno. Dipercaya tinggal di Kerajaan Saranjana sebelum abad ke-17 Masehi hingga sekitar tahun 1660-an.

Kepala suku Dayak Samihim diketahui dengan istilah Sambu Ranjana. Berasal dari kata Sambu artinya berani, kuat, serta bijaksana. Dan diketahui Sambu juga potongan dari 11 rudra dalam kepercayaan Hindu. Sementara Ranjana (bahasa Kawi) artinya kesenangan. Sesuai dengan perspektif kebahasaan itu, maka kemungkinan tinggi kota Saranjana adalah nama lain dari tumah tinggal suku Dayak Samihin.

Namun, perbedaan pemahaman mengenai di mana kota Saranjana masih harus pendalaman secara logika. Dan mungkin menciptakan silang pendapat yang berlangsung jauh dari sisi akademis serta tradisi masyarakat lokal.